Kipo adalah jajanan tempo dulu terbuat dari tepung ketan, berisi enten-enten, yaitu kelapa parut yang diberi gula Jawa. Memasaknya unik menggunakan kreweng atau wajan dari tanah liat. Aroma yang ditimbulkan dari panas kreweng menyatu dengan tepung ketan yang diberi pewarna daun pandan, membuatnya sangat mengundang selera. Setelah matang, dalam kondisi panas dibungkus daun pisang, sehingga aroma daun pisang menambah nikmatnya kipo ketika bungkus dibuka. Yang juga unik cara para pembuat memberi merk kipo tersebut. Yaitu dengan mencetaknya pada kertas buram, lalu digunakan sebagai bungkus pelapis daun pisang. Begitu rapinya si bungkus, sehingga tidak percaya didalamnya adalah jajanan sederhana, sehingga ketika membukanya kitapun terbeliak, “Iki po?” Heheheee… itu hanya rekaan saya saja, mungkin kira-kira begitu awal mula nama kipo, yaitu “ki po?” Atau “inikah?”
Diluar kotagede, di toko-toko yang menjual makanan kecil di kota Jogja, kipo juga ditemui. Namun karena cara memasaknya yang modern, membuat aromanya tidak semenggoda kipo di Kotagede.
Sebelum gempa Jogja yang maha hebat tahun 2006, banyak penjual kipo yang berjualan kakilima dikanan kiri jalan. Setelah gempa, penjual kipo menghilang dalam waktu cukup lama. Kemudian muncul lagi, tapi hanya sedikit. Terakhir saya kesana hanya ada 2 penjual, satu di toko oleh-oleh, satu lagi dikakilima.
Harga kipo cukup murah, lebaran lalu hanya Rp 700, berisi 5 buah kipo seukuran jempol dewasa. Silakan mencoba!
0 Comments
Thank you for your comment. It will appear soon.