Diawali dengan gempa Jogja 2006, kita mulai mengenal istilah wisata bencana. Istilah ini sebenarnya dibenci para korban karena seolah mereka menjadi obyek tontonan. Ketika gunung Merapi meletus, mata pencaharian penduduk di sekitarnya ikut lenyap. Pertanian dan peternakan hancur, pariwisata mati.
Tapi bukan orang Jogja namanya kalau tidak punya ide kreatif. Ketika kawasan wisata Kaliurang dibuka kembali, komunitas jip yang kebanyakan menggunakan jip willis tempo dulu memperkenalkan lava tour. Lava tour ini bukan tour melihat lava panas, melainkan tour melihat bekas aliran lava. Ini merupakan bahasa yang lebih halus dari wisata bencana. Keberadaan lava tour ini kembali meramaikan pariwisata di lereng gunung Merapi. Apalagi ini bisa diikuti oleh seluruh anggota keluarga, dari anak kecil sampai nenek-nenek.
Selain menggunakan jip, sekarang ada pula lava tour menggunakan land rover dan motor trail. Berhubung saya baru mencoba yang menggunakan jip saja, yang lainnya saya ceritakan kapan-kapan kalau sudah mencoba ya. Jip ini menggunakan sistem sewa satu mobil, Rp 250.000. Kabarnya kalau land rover sekitar Rp 400.000,- karena muatnya lebih banyak. Jip mampu memuat lima penumpang dan bisa lebih kalau mau desak-desakan. Jipnya sendiri sudah dimodifikasi dengan mesin lain supaya kuat menanjak di medan berpasir. Jip yang saya tumpangi menggunakan mesin Toyota. Kebanyakan pengunjung naik dari Museum Merapi. Sedangkan saya naik dari rumah makan pak Parto Kaliurang, maklumlah tukang jajan. Heheheee.... Caranya, minta tolong tukang parkir mencarikan jip aja, nanti dia mendapat tips dari pemilik jipnya, kita tinggal menunggu.
Seperti yang kita ketahui melalui berita, lava gunung Merapi mengalir ke perkampungan, diantaranya ke dusun Kinahrejo yang dihuni almarhum Mbah Maridjan. Karenanya, beberapa lokasi yang saya lewati membuat bergidik karena hutan dan kampung telah berubah menjadi lautan pasir dan kerikil. Sayang sekali foto-foto yang lebih jelas menggambarkan perjalanan tersebut hilang bersama laptop saya. Foto-foto diatas adalah yang berhasil saya save dari twitter.
Di musim liburan, semua jip sepertinya penuh. Hanya jiwa yang bersih yang bisa cepat mendapatkan jip tanpa mengantri wkwkwkkk.... Seriously, pakai cara saya di atas tadi aja ya, minta tolong tukang parkir nyariin. Ke Jogja nggak menjajal lava tour, rugi! Petualangan yang seru dan mendebarkan.
19 Comments
aku hampiiiir jajal mak hehehe....sedih batal karena perkara jadwal yang super duper padat setiap ke jogja :)..but it definitely looks like fun..
ReplyDeletePlan your holiday, I'll be you pretty guide :))
Deletega ke museum merapinya brati mak? padahal diriku pas itu dah ngiler liat jip nganggur di depan museum merapi...
ReplyDeleteTerserah sih jipnya bisa diminta drop dimana aja :))
DeleteAnak saya yg msh 3taun jg doyan diajak offroad di sini :))
ReplyDeleteAsik memang tapi deg2an juga ding takut longsor atau wedhus gembel
Deletebalita 1 tahun gakpapa dibawa? debunya bagaimana?
Deletekalau bawa balita 1 tahun memungkinkan gak? debu pasirnya bagaimana
DeleteTergantung kondisi anaknya. Pastikan nggak hujan krn mobil terbuka. Soal debu lebih baik pakai masker.
DeleteMenurut teman saya, materi yang dimuntahkan gunung Merapi ini nilai ekonominya lebih besar dari kerugian yang ditimbulkan. Aku pikir wisata lava ini juga termasuk salah satu dari keuntungan tersebut, Mb Lusi
ReplyDeleteMbak Evi, betul. Dan bila warga bersabar, tanahnya akan menjadi subur
Deleteaaarrkkkk aku pinginn banget kesini mak,pingin naik jip lagi,,^^
ReplyDeleteYuuuk. Call me ya :))
DeleteSaya sebenarnya kurang begitu suka dengan lava tour naik Jeep, karena harganya mahal, hahaha. Tapi mau bagaimana lagi? Satu-satunya transportasi untuk menuju bunker Kaliadem ya dengan naik Jeep atau motor Trail.
ReplyDeleteDulu, sebelum Merapi erupsi di tahun 2010, lokasi Kaliadem ini fotogenik banget. Mobil atau motor bisa diparkir di halaman gedung serbaguna kemudian dilanjut jalan kaki menyusuri hutan sambil motret-motret. Sayang, bangunan tersebut kini sudah hancur diterpa awan panas. Kaliadem pun tidak lagi punya hutan lebat, jadinya tidak fotogenik.
Supaya jatuhnya murah, bawa teman yang banyak :D
Deletewah, berasa membaca hikmah di balik bencana ya...
ReplyDeletebtw, salam kenal :)
Insya Allah, dibalik setiap bencana ada hikmah :))
DeleteAllah maha adil.
ReplyDelete1. Dulu milik perorangan tapi sekarang mereka tergabung dalam komunitas2.
ReplyDelete2. Iya, biaya sewa langsung diserahkan ke sopir.
3. Saya cuma ngasih Rp 5.000 hehheee harga parkir peak season, nggak ngasih tips.
4. Duh, berapa lama ya? Satu jam ada deh.
5. Nggak ada jam tertentu, tergantung banyaknya pengunjung. Mereka selesai kalau hari sudah gelap
Selamat berwisata :))
Thank you for your comment. It will appear soon.