Niatnya memang mau makan sate klathak. Maka browsinglah tentang sate klathak. Ada tiga nama yang muncul karena lebih terkenal dari yang lainnya. Dua diantaranya adalah Pak Bari dan Pak Pong. Lama dulu saya pernah ditraktir teman saya di dalam pasar Wonokromo, Jejeran. Barutau dari googling kalau itulah Pak Bari. Maka diputuskan mencari Pak Pong karena selain belum pernah, juga karena review tempatnya yang lebih enak dan luas.
Update 21/11/2021: berhubung sudah viral, Pak Bari juga antri banyak ya teman-teman. Kapan-kapan saya update lagi kalau selo dan mau antri makan disitu.
Benar saja, sampai di Pak Pong, dua satpam dengan sigap mengarahkan mobil dan membantu menyeberang di Jl Sultan Agung (dekat stadion utama) yang sangat ramai dan pada ngebut. Tempat duduk juga masih ada meski rumah makan sudah ramai. Setelah menuliskan pesanan, petugas mengatakan bahwa hidangan akan tersedia dalam lebih dari satu jam! Whaaat? Saya penyuka jajan tapi kalau harus menunggu selama satu jam lebih, meski di rumah makan terkenal, rasanya saya bukan orang yang sesabar itu.
Lalu kami menuju ke pasar Wonokromo. Kalau dari arah Jogja (terminal Giwangan), setelah perempatan Jejeran ke selatan (lurus) sedikit, lalu belok kiri tepat setelah pasar habis. Kalau dari arah Pak Pong atau Jl Parangtritis atau Tembi, di perempatan Jejeran belok kanan, lalu belok kiri tepat setelah pasar Wonokromo. Ancar-ancarnya ada plang MTsN. Disitu juga ada sate Pak Jono tapi saya belum pernah mencoba. Kalau bingung, berhenti dan bertanyalah dengan warga sekitar. Saya sempat bingung dan bernyata juga, karena sudah lupa letak persisnya.
Sate pak Bari buka setelah maghrib karena siangnya untuk kios pasar, jadi waktu yang paling tepat kesana adalah setelah sholat maghrib karena semakin malam semakin ramai. Tempatnya sederhana, tapi menurut saya malah lebih nyeni heheheee.... Kita bisa memilih duduk lesehan didalam pasar atau duduk di kursi beratapkan langit. Tapi tempat ini bersih lo.
Pesan makanan disini nggak pakai lama. Entah kalau lebih malam ya? Yang wajib dipesan tentu saja sate klathak. Sate klathak pak Bari ini empuk, nggak nyakut sedikitpun di gigi saya yang banyak lubang. Rasanya itu lo... benar-benar daging kambing karena tidak terlalu banyak bumbu. Aromanya jadi mirip American steak yang mengutamakan citarasa daging daripada bumbunya. Sempet heran juga mendengar meja sebelah memesan setengah matang karena umumnya sate itu garing. Mungkin karena citarasanya seperti steak inilah jadi ada yang memesan setengah matang.
Untuk minum pesanlah teh hangat. Tehnya kental dan ada rasa sepetnya khas teh Jawa. Teh hangat disini menggunakan gula batu, sedangkan yang dingin menggunakan gula pasir. Disediakan pula jok (teko untuk menambahkan teh hangat jika habis diminum). Untuk jeruk hangat tidak ada tambahan.
Harga? Heheheee jauh lebih murah dari steak. Untuk 7 porsi sate, 7 porsi nasi, 2 porsi gule, 2 porsi tongseng, 2 gelas teh hangat dan 2 gelas jeruk hangat hanya menghabiskan Rp 170.000,-
Sate klathak Pak Bari ini mendapat kehormatan masuk ke dalam daftar kunjungan tetap kami. Halaaah hihihiii.... Pokoknya recommended deh. :))
Sate Klathak Pak Bari
Pasar Wonokromo
Setelah Perempatan Jejeran
Jl. Imogiri Timur
Bantul - DIY
Telp. 081328800165
Telp. 081328800165
8 Comments
Maaak.. Klathak itu hmmmm... sate tanpa bumbu mak? Kalo disini ada sate kambing tanpa bumbu, cuma dikasih kecap... 2000/tusuk, buka cuma 3 jam pagi-pagi dari jam 10 sampe jam 1... antrinya pol, kaya'nya bisa nyampe 1 jam antri doank... sama kaya' di Pak Pong :D
ReplyDeleteIni nggak pake kecap. Cuma digarami aja :))
DeleteWah Neng belum pernah nyobain sate ini, boleh dong dikirm kemari hehe
ReplyDeleteBeli sendiri aja ya :)
DeleteNtar deh kalau saya ke Jogja, anterin ke situ ya mak.. :)
ReplyDeleteAyo yok. Kapan? :)
Deletewaduh itu potongan dagingnya besar2, mantep :D
ReplyDeleteIya mak, memang jumbo heheee
DeleteThank you for your comment. It will appear soon.