Begitu melihat tulisan khas Madiun di plang Depot Pecel 57 Jogja, langsung deh putar balik dan nyoba.
nasi pecel Rp 9.000,- dan paru goreng Rp 13.500,- |
Meski pecel ada di seluruh Indonesia dengan berbagai versi, tapi Madiun-lah yang terkenal sebagai kota pecel. Saya suka sekali pecel Madiun. Di Jogja, ada rumah makan lain yang mengklaim sebagai asli Madiun. Tapi citarasanya kok beda dengan pecel Madiun? Sambel kacangnya lebih manis dan kental.
Pecel khas Madiun itu dilengkapi dengan sambel kacang yang rasanya gurih pedas. Karena lebih cair, biasanya bakul pecel akan menutup seluruh permukaan sayur dengan sambel kacang. Lalu diatasnya ditaburi kemangi dan lamtoro. Di Jogja, lamtoro ada tapi jarang ditemuai. Biasanya taburan diganti dengan timun. Jauh banget bedanya ya? Lamtoro kan kecil-kecil.
Untuk aksesorisnya, diatas pecel ditaruh peyek atau lempeng (berasal dari puli, disebagian daerah disebut gendar). Saya paling suka sega pecel paru atau sego pecel telor asin. Sekarang aksesorisnya dijual terpisah.
Jadi mari kita lihat apakah pecel di Depot 57 ini mirip dengan yang ada di Madiun? Mengenai nama Depot, itu memang lazim dipakai untuk warung makan nasi pecel di Madiun. Depot ini lebih bagus dibandingkan dengan depot-depot di Madiun.
Ketika hidangan keluar, miriplah dengan yang di Madiun tapi nungkin sambel kacangnya banyak dan tidak ada lamtoro. Rasanya lumayan. Meski sepertinya porsinya kecil, tapi cukup mengenyangkan kok buat saya.
Selain itu ada nasi rawon, ayam penyet dan sebagainya. Saya beli rawon juga untuk dibawa pulang tapi tidak kebagian nyicipi.
Soal harga, silakan dibandingkan dengan fotonya ya. Yang tak tampak di foto adalah rawon Rp 16.000, nasi Rp 3.500 dan teh tawar Rp 2,500.
Depot Pecel 57
Khas Madiun
Jl. HOS Cokroaminoto No.203 Jogja
Telpon (0274) 622751
4 Comments
saya jadi pengen peceeelll ^_^
ReplyDeleteAkupun hahahaa
Deletehmmm...aku suka banget pecel,, pasti enak bgt nih ^^
ReplyDeleteLumayan mbak :))
DeleteThank you for your comment. It will appear soon.