Niatnya mau ke Heha Ocean Viewdi Gunungkidul, Jogja, tapi akhirnya terdampar di TamanWatu. Dari kejadian tak sengaja itu malah bisa mengintip seluruh obyek wisata Heha Ocean View dan Teras Kaca.
Warga Jogja dikaruniai beragam obyek wisata yang serba dekat. Mau ke gunung, pantai, candi, kraton, padang (gumuk) pasir, hutan, semuanya bisa ditempuh dalam satu atau dua jam. Maka seringkali kami langsung tancak gas saja tanpa perencanaan.
Hari itu sebenarnya kami pengin nyari kopi seputar Panggang yang cukup terkenal sebagai spot wisata kuliner. Akhirnya nggak jadi ngopi, malah penasaran ingin ke Heha Ocean View. Sering terjadi, ibarat seluruh Indonesia sudah posting foto di obyek wisata Jogja yang sedang hits, warga Jogja sendiri malah belum pernah kesana.
RUTE JOGJA - HEHA OCEAN VIEW LEWAT PANGGANG
Kami mengikuti google maps seperti kebanyakan pengendara meski dengan resiko disasarkan. Heheee. Karena kami sudah pernah lewat Panggang, jadi untuk rute Jogja - Panggang tidak ada masalah. Dari kota Yogyakarta, kita ambil jalur keselatan lewat Jl. Imogiri. Setelah Imogiri, teman-teman akan melewati tanjakan Siluk yang berkelok-kelok dan curam. Jika tidak terampil, bisa celaka. Meski begitu, jalur ini sering digunakan para penghobi sepeda atau goweser atau biker untuk menjajal ketangguhan. Menurut kami sih, jalur Siluk - Panggang tak sesulit sebaliknya Panggang - Siluk.
Petualangan sebenarnya dimulai setelah menyeberangi Jalur Lintas Selatan (JLS). Kalau lihat peta sih sepertinya sudah dekat, kenyataannya lama banget baru sampai Heha. Tanjakan tidak se ekstrem Siluk, tapi berhubung jalan kecil, pas banget untuk 2 mobil biasa, jadi harus ekstra hati-hati kalau papasan di kelokan. Belum lagi papan penunjuk jalan yang langka, jadi benar-benar mengandalkan google map yang kami sendiri tidak percaya. Heheee. Saking kecilnya jalan yang kami lewati, kami sampai curiga jangan-jangan ada jalan lain yang lebih lebar tapi google map menyarankan jalan terdekat. Setelah jauh ke selatan, barulah kami yakin arahnya benar karena ada warga berpakaian tradisional Jawa (beskap) yang ramah mengatur kelancaran pertigaan jalan. Alhamdulillah kami sampai juga di Heha Ocean View.
TAMAN WATU DISAMPING HEHA OCEAN VIEW
Kami sampai pas tengah hari, pas panas-panasnya. Parkiran tentu saja sudah ramai. Dari parkiran kita harus berjalan kaki atau naik ojek. Mengetahui itu, kami semobil mager. Hahaaa. Berhubung masih pandemi, kami tidak mau naik ojek. Sedangkan jalan kaki juga tidak kami pilih karena cuaca sangat panas, kebetulan kondisi salah satu dari kami tidak terlalu fit. Memang sayang sih sudah jauh-jauh melewati medan yang tidak mudah tapi cuma sampai parkiran saja. Akhirnya, setelah membayar parkir Rp 6.000,-, kami memutuskan mencari tempat makan yang mudah dijangkau dari parkiran saja.
Lagi-lagi menurut google map, Teras Kaca dan Taman Watu Cafe & Resto adalah tempat makan terdekat. Letaknya benar-benar disamping Heha. Tapi kami bingung melihat akses ke Teras Kaca, jadi kami bablas ke Taman Watu. Waktu sampai disana, kami agak pesimis karena sudah ada deretan bus kecil dan beberapa mobil sehingga agak kesulitan parkir. Waduh, nyari sepi malah dapat yang sama ramainya. Alhamdulillah, tak berapa lama rombongan tersebut pergi karena acara sudah selesai. Jadi kami bebas memilih tempat istirahat.
Kami takjub karena Heha tampak seutuhnya dari Taman Watu, termasuk Teras Kaca. Awalnya kami akan memilih kursi di tebing yang menghadap Heha. Tapi berhubung panas banget karena matahari tepat di atas kepala, akhirnya kami memilih tempat di dalam bangunan kayu yang menyatu dengan dapur. Dari situ pun Heha kelihatan semua.
Hidangan di Taman Watu berupa olahan hasil laut dan makanan ringan. Penyajian tidak terlalu lama dan lumayan enak. Harganya juga tidak mahal. Kami memilih makanan ringan karena pengin ngemil saja sambil istirahat alias tidak terlalu lapar. Berikut pesanan kami, harga sudah termasuk pajak:
Es pandan wangi Rp 9.000,-
Es wedang sere Rp 9.000,-
Es soda happy Rp 12.000,-
Aneka kerang saos tiram Rp 30.000,-
Resto ini juga cukup fleksibel, tidak kebanyakan larangan. Kebetulan ada keluarga yang duduk dekat kami hanya memesan lauk karena sudah membawa nasi sendiri.
Taman Watu lebih cocok untuk santai bersama keluarga atau gathering kantor karena ada beberapa gazebo yang bisa dipilih sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan.
RUTE HEHA OCEAN VIEW - PARANGTRITIS LEWAT JALUR LINTAS SELATAN JLS
Ketika pulang, kami berniat mematikan google map jika sudah sampai JLS, mengikuti mobil-mobil lain. JLS ini tergolong baru dan sedang hits di instagram karena lebar, mulus, pemandangan bagus dan sudah menyambung hingga Pacitan, Jawa Tengah.
Ketika sampai JLS dan belok kiri, kami lupa mematikan gmaps. Tapi kemudian gmaps kami biarkannya saja terus online. Hasilnya, sepanjang jalan gmaps ngotot meminta kami belok kanan, alias masuk ke jalan-jalan kecil yang sejajar dengan jalur Siluk - Panggang. Kami sempat mengikuti salah satu "paksaan" itu, mengikuti truk tronton yang belok kanan. Dalam pikiran kami, kalau truk tronton saja berani lewat, berarti jalannya aman. Tapi baru 200 meter dari pertigaan, kami sudah sangsi karena jalan cukup kecil untuk menyalip sementara truk di depan kami pelan seperti merayap. Wah bisa sampai malam nih tiba di Jogja. Belum lagi kalau ternyata jalan menanjak terus dan truk ini tidak kuat. Jangan-jangan truk ini percaya google?
Akhirnya kami putuskan balik arah dan kembali mengikuti JLS. Kali ini google map kami matikan agar tidak terganggu. Kami tidak tahu ujung JLS ini dimana. Tapi perkiraan kami, ini akan menuju pantai Parangtritis. Sepanjang jalan yang lebar dan mulus ini pemandangannya bagus. Jadi kami tidak ngebut untuk menikmatinya. Benar saja, kami sampai di Parangtritis. Pemandangan Parangtritis bagus banget dari arah ini, karena kami dari atas, sedang Parangtritis ada di bawah. Cobalah jalur ini, cakep deh. Kalau rute sebaliknya, kami belum tahu bagaimana pemandangannya.
Pantai Nguluran
Bolang, Girikarto, Panggang, Gunungkidul
DIY 55872
Telepon: 0878 3815 0303
0 Comments
Thank you for your comment. It will appear soon.